MENGAPA PKI KALAH? SEBUAH ANALISA OLEH THIO KENG BOUW

 

MENGAPA PKI KALAH?

SEBUAH ANALISA OLEH THIO KENG BOUW

 

Mengapa Blok Sosialis yang dipimpin oleh Uni Sovyet menjadi porak poranda, mengapa negara2 Blok Sosialis satu persatu telah berubah warna? Mengapa PKI akhirnya masuk museum sejarah di Indonesia?

 

Secara praktek sudah terjawab, tidak usah menjadi pendiskusian yang menjelimet lagi.

 

Tetapi secara teori, soal ini rasanya masih perlu studi dan pendiskusian yang mendalam serta menyeluruh.

 

Menurut hemat penulis, DOGMATISME adalah pembunuh utama dari GKI dan negara2 Komunis di seluruh dunia. Kini tinggal Korea Utara saja yang masih satu2nya masih setia kepada doktrin2 Marxisme Leninisme yang sudah direvisi secara besar2an di RRT dan bekas Partai Komunis di negara2 Blok Timur almarhum.

 

Selama masih ada nilai guna buat RRT dan Russia, dalam strateginya melawan blok AS-Jepang,  Korea Utara masih bisa hidup dengan terus menerus diberi bantuan ekonomi, terutama oleh RRT. Tanpa bantuan ekonomi dari RRT,  Korea Utara sebenarnya sudah lama terhapus dari peta bumi dunia. Seperti nasib Negara Komunis di Eropa Timur.

 

Lenin secara dogmatis mentrapkan Marxisme di Russia, kesimpulan Karl Marx

tentang Komune Paris secara dogmatis ditrapkan di Russia, melahirkan kediktatoran proletariat seperti yang diajarkan oleh Karl Marx, dengan pertolongan Perang Dunia ke-1, meskipun mencapai kemenangan sementara, karena Tsar Russia dalam keadaan menghadapi agressi dari Jerman.  Tapi 70 tahun kemudian, Uni Sovyet bubar, dan lahirlah negara kapitalis Russia seperti dewasa ini.

 

Mao Tjetung juga demikian, secara dogmatis mentrapkan Marxisme Leninisme,

menang secara kebetulan karena faktor Perang Dunia ke-2, dimana Tiongkok menghadapi agressi bersenjata dari Jepang, Kuo Min Tang harus menggunakan sebagian besar kekuatannya menghadapi tentara Jepang yang kuat. Jika tak ada agressi Jepang, niscaya Mao Tjetung sudah dikalahkan oleh Chiang Khai Sek pada 1936 di Shan Si utara.

Setelah 1949, khususnya setelah 1957,dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, tanpa peduli kondisi kongkrit masyarakat Tiongkok, meng-ekstremkan ajaran kediktatoran proletariat, menjadikan mayoritas rakyat Tiongkok sebagai musuhnya, akhirnya RRT hampir saja masuk museum sejarah. 

 

Untung tampil Teng Siaoping yang secara besar2an merevisi Marxime Leninisme dan Fikiran Mao Tjetung, berhasil menyelamatkan RRT dari bahaya kemusnahan.  Kini RRT cuma namanya saja negara Sosialis, tetapi sebetulnya (secara hakekat) sudah berubah warna menjadi negara kapitalis, restorasi ke negara kapitalis birokrat a la rezim Chiang Kai Sek yg dulu digulingkan oleh rezim Mao TjeTung.

 

Aidit dan kawan2nya juga demikian, secara dogmatis belajar pengalaman Mao Tjetung, melahirkan serentetan teori revolusi Indonesia yang terlepas dari kenyataan kongkrit masyarakat Indonesia, akhirnya membawa Indonesia ke arena permusuhan antar golongan, puncaknya adalah G30S yang membikin PKI  masuk museum sejarah Indonesia.

 

Hal ini perlu direnungkan secara mendalam, jangan pakai prasangka, jangan pakai perasaan sentiment dan emosi me-luap2. Melainkan dengan kepala dingin, otak yang jernih, hatinya yang tenang melakukan studi secara mendalam, sejarah PKUS dan sejarah Uni Sovyet,  sejarah PKT dan Sejarah Tiongkok, sejarah GKI(Gerakan Komunis Internasional) dan sejarah PKI serta sejarah Indonesia.

 

Mari kita mulai dari proses kelahiran PKI 1920 sampai kehancuran PKI pada 1965-1968. dari G30S sampai Pemberontakan Blitar Selatan, dan Kalimantan Barat..

 

PKI dilahirkan oleh seorang bidan Belanda yang bernama Sneevliet yang diutus oleh Kremlin ke Indonesia kemudian ke Tiongkok, untuk mendirikan PKI dan PKT agar menjadi tenaga pembantu Uni Sovyet, untuk memperlemah kekuatan imperialis yang mengepung Uni Sovyet ketika itu.

 

Jadi bukan dilahirkan oleh kebutuhan Indonesia seperti PNI dan partai2 nasionalis lainnya.  Faktor kelahirannya inilah yang sudah menjawab, mengapa PKI akhirnya sulit mendapat dukungan mayoritas rakyat Indonesia dan akhirnya lenyap dari permukaan bumi Indonesia untuk se-lama2nya.  

 

Mao Tjetung setelah 1937 telah mengkoreksi garis politik ultra kiri PKT, telah mengebawahkan pertentangan dgn Chiang Khai Sek yang mewakili burjuasi besar, burjuasi komprador dan tuan tanah,mengutamakan kepentingan nasional Tiongkok, bersatu dengan seluruh kekuatan nasional anti Jepang, maka akhirnya memperoleh kemenangan pada 1949.

 

Kembali ke soal PKI. Tahun 1926 PKI berontak tanpa persiapan apa2, bersifat spontanitet se-mata2, terdorong oleh semangat yang ber-kobar2 anti kolonialisme Belanda. Semangat juang dari para pemberontak ini memang harus dibanggakan dan diberi penghormatan, serta dicatat dalam sejarah Indonesia modern. Kegagalan 1926, menunjukkan kelemahan PKI dalam politik, organisasi, terutama teori revolusioner yang tepat. Pendek kata, partai revolusioner yang sama sekali tidak paham apa sebenarnya teori revolusioner itu, melainkan bertindak menurut ide pembimbing cinta tanah air Indonesia dan kebencian kepada kolonialisme se-mata2. Dibimbing oleh semangat berani mati untuk mengusir Kolonialisme Belanda. Kita semua patut menundukkan kepala untuk menghormati para pejuang yang telah gugur dalam pemberontakan 1926 ini. Angkat topi kepada pejuang2 kemerdekaan yang dibuang ke Boven Digul.

 

PKT pada 1927-1937 juga pernah melakukan kesalahan politik ke-kiri2an, jika tak ada agresi Jepang dan koreksi garis politik dari Mao Tjetung, niscaya PKT juga sudah tamat riwayatnya.

 

Antara 1926 s/d 1945, PKI praktis bergerak dibawah tanah,  baru muncul kembali setelah Proklamasi Kemerdekan Indonesia pada 1945. Munculnya kembali PKI tidak otomatis membikin PKI menjadi Partai yang dewasa. Dalam artian bisa secara ilmiah menyimpulkan kesalahan2nya yang lampau, bisa menguasai intipokok dari Marxisme-Leninisme yakni 

Teori revolusioner suatu negeri lahir dari praktek revolusi negeri itu sendiri Pengalaman revolusi negara lain cuma jadi bahan pertimbangan, tidak boleh dijiplak mentah2.

 

Tahun 1948, terjadi Peristiwa Madiun yang oleh organ resmi PKI dikatakan sebagai Provokasi Madiun, dalam  peristiwa ini, telah gugur belasan pimpinan utama PKI diantaranya Musso dan Amir.

 

Peristiwa Madiun merupakan suatu bukti kongkrit bahwa PKI masih sangat lemah dalam politik,  organisasi, terutama teori revolusi.  Musso diutus oleh Stalin untuk mengambil alih pimpinan PKI dan menempuh JALAN BARU yang belum sempat dilaksanakan sudah kebentur tembok, digilas oleh Pemerintah Sukarno-Hatta,  dan ikut main juga  kekuatan Amerika Serikat yang di seluruh dunia sedang merebut wilayah pengaruh dengan Uni Sovyet.

 

Sebetulnya yang dinamakan JALAN BARU itu masih merupakan JALAN LAMA yang terlepas dari analisa kongkrit atas situasi kongkrit masyarakat Indonesia, masih merupakan garis politik yang dicetak di luar negeri dan direstui oleh Gerakan Komunis Internasional yang dikepalai oleh Stalin.Bukan sebuah teori revolusi yang sesuai dengankondisi Indonesia yang dilahirkan dari penyimpulan secara ilmiah atas sejarahnya yang lampau. 

 

Setelah 1951, Indonesia sudah berada dalam situasi kongkrit yang berbeda dgn 1945-1950, sudah tidak ada situasi revolusioner lagi, sudah tidak perlu menyelesaikan Revolusi Agustus sampai ke-akar2nya, sudah tidak membutuhkan partai revolusioner yang bertujuan merebut kekuasaan negara.

 

Setelah Perang Dunia ke-2 berakhir, 2 negara super power AS-Uni Sovyetterus menerus memperluas pengaruh kekuatannya di seluruh peloksok dunia, melakukan kup-kounter kup di berbagai negeri. 

Yang akhirnya melahirkan dua kubuh raksasa, Kubuh Sosialis dan Kubuh Kapitalis Barat.  

 

Tahun 1951, dibawah pimpinan Aidit-Lukman-Nyoto PKI bangkit kembali.

Ciri utama dari Aidit dkk ini adalah pengetahuan teori MLnya yang sangat menonjol ketika itu,  berhasil membikin kader2 PKI yang masih hidup merasa mereka, Aidit dkk adalah juru selamat yang lihay teori MLnya yang dapat membawa PKI dari satu kemenangan ke arah kemenangan lainnya. Aidit sendiri sebetulnya masih meneruskan JALAN BARU yang dikira gagal karena belum sempat dilaksanakan oleh Musso dkk, jadi sebetulnya masih menjalankan garis politik yang dicetak di Moskowdan PekingInilah sumber dari dogmatisme Aidit dkk, yang merasa Moskow dan Peking lebih paham soal2 Indonesia ketimbang orang2 yang berjuang di Indonesia itu sendiri. Pada 1953, Aidit menulis sebuah artikel yang berjudul <Jalan Mao Tjetung adalah jalan revolusi Indonesia> inilah yang kemudian menjadi dasar teori Aidit yang melahirkan MIRI(Masyarakat Indonesia dan Revolusi Indonesia)dan MANIPOL(Manifesto Politik). Di sini, Aidit dkk mulai melepaskan diri dari garis Moskow, mulai berkiblat ke garis Peking, karena melihat lebih banyak persamaan antara Indonesia dgn Tiongkok, ketimbang Indonesia dengan Russia. Ada kemajuan, namun, tetap belum samasekali melepaskan kesalahan fatal dogmatisme yang menjiplak pengalaman negeri lain.

 

APA JALAN MAO TJETUNG ITU ?

Secara ringkas, yang disebut jalan Mau Tjetung adalah jalan REVOLUSI AGRARIA DARI DESA KEPUNG KOTA. 

 

Adalah jalan revolusi bersenjata dibawah pimpinan Partai Komunis, yang mengibarkan tinggi2 TRIPANJI Partai, yakni adanya satu partai yang dibimbing oleh Marxisme Leninisme yang berdisiplin baja, yang memiliki kekuatan bersenjata yang akan menghancurkan semua lawan2nya, yang memiliki front persatuan yang luas dibawah pimpinan proletariat (baca : pimpinan PKI)

 

Jalan Mao Tjetung ini sudah dipersiapkan sejak Aidit memegang tapuk pimpinan PKI pada 1951, diperkuat dengan tulisan DN Aidit pada 1953, dan disistimatiskan dalam artikel <Masyarakat Indonesia dan Revolusi Indonesia).

 

Karena situasi Indonesia ketika itu masih memungkinkan ikut pemilu, maka PKI telah mengeluarkan teori MKTBPnya sebagai tabir asapuntuk mempersiapkan revolusi agrarianya, jika situasi sudah matang.

 

Dalam MKTBP. telah dirumuskan perlunya bekerja dalam angkatan bersenjata musuh, membina perwira2 dan prajurit2 progresif agar simpati kepada PKI, dan terakhir menarik mereka menjadi anggota PKI, membentuk fraksi PKI dalam ABRI, untuk digunakan ketika revolusi agraria itu benar2 meletus. Pekerjaan rahasia ini dipimpin langsung oleh DN Aidit dengan biro khususnya yang terkenal itu.

Dibawah DN Aidit adalah Syam Kamaruzaman yang sudah mengaku bahwa dalang G30S adalah birokhusus PKI, oleh Mahmilub telah dijatuhi hukuman mati.

 

Dalam periode relatif damai antara 1951-1965, PKI berkembang menjadi Partai terbesar di Indonesia, dan terbesar di luar Kubuh Sosialis Uni Sovyet dan RRT. Sukses besar yang dicapai oleh PKI dibawah pimpinan DNA ini membikin PKI menjadi puas diri,sombong, dan dianggapnya garis politiknya sudah tepat, sudah tak perlu diragukan lagi, sudah sesuai dengan Marxisme-Leninisme yang diterapkan dengan kondisi kongkrit Indonesia.

 

Hal ini menunjukkan bahwa PKI belum bisa melepaskan tali temali dengan GKI (Gerakan Komunis Internasional), belum bisa mengubah dirinya menjadi Partai Komunis nasionalis yang berakar di bumi persada Indonesia. 

 

Demi mempertahankan apa yang mereka namakan memegang teguh prinsip2 fundamentil Marxisme-Leninisme, PKI mengibarkan tinggi2 panji anti revisionisme klasik (Bernstein dan Kautsky) maupun revisionisme modern (Krushyev)

 

Disinilah terletak titik kematian PKI, yang secara dogmatis. menjiplak mentah2 doktrin Lenin-Stalin dan Mao Tjetung, dipaksakan menjadi pedoman tertinggi untuk membimbing apa yang dinamakan Revolusi Nasional Demokratis Indonesia.

 

Mengapa PKI anti revisionisme?

 

PKI anti revisionisme, karena revisionisme dianggap mengkhianati proletariat, karena revisionisme mau menempuh jalan damai dan jalan parlementer,  karena revisionisme menentang jalan kekerasan bersenjata yg sedang secara diam2dipersiapkan oleh PKI.

 

Kesalahan dogmatis yang paling menonjol adalah menjadikan Teori revolusi Mao Tjetung: <MASYARAKAT TIONGKOK DAN REVOLUSI TIONGKOK> sebagai teori revolusi Indonesia: <MASYARAKAT INDONESIA DAN REVOLUSI INDONESIA>.

 

Yang lebih celaka, secara lihay, PKI berhasil menjadikan MIRI ini menjadi MANIPOL USDEK yang diterima oleh sidang MPRS menjadi GARIS BESAR HALUAN NEGARA INDONESIA.

 

Jadi Indonesia sudah menjadikan Fikiran Mao Tjetung sebagai pedoman tertingginya dalam bertindak. Manipol Usdek sebetulnya adalah Fikiran Mao Tjetung yang diterapkan dengan kondisi kongkrit (dalam tanda teng teng) masyarakat Indonesia

 

Dibawah bimbingan GBHN Manipol Usdek, Indonesia bergeser semakin ke kiri, semakin dekat dengan kubuh Sosialis, semakin anti Amerika Serikat yang menjadi kepala dari kubuh Kapitalis.Semakin meninggalkan politikluarnegeri yang bebas dan aktif, semakin meninggalkan politik Non Bloknya.

 

Ada ungkapan populer ketika itu, POLITIK KE KIRI PERUT KE KANAN.

Artinya Politik Indonesia semakin bergeser ke kiri, perut rakyat semakin lapar.

 

 

Perekonomian Indonesia semakin amburadul. Karena GBHN yang menjiplak pengalaman Tiongkok. Yang di Tiongkoknya sendiripun akhirnya terbongkar setelah Teng Siao Ping berkuasa pada `1979. Bahwa politik berdikari se-mata2, politik anti imperialis se-mata2,  adalah politik ultra kiri yang membikin Ekonomi Negara menjadi merosot dan hancur.

 

Berdikari dalam ekonomi tidak boleh dipertentangkan dgn anti penanaman modal asing. Terhadap imperialisme harus dilakukan politik BERSATU DAN BERJUANG, dengan prinsip adil, menguntungkan dan tahu batas.

 

 

Maka itu, RRT sangat kegirangan sekali, memiliki sekutu yang kuat yang setia kepada FMTT (FikiranMao Tje Tung). Sampai2 Aidit diangkat menjadi anggota kehormatan Academi Sinica, atas jasanya yang besar yang katanya secara kreatif meng-Indonesiakan Marxisme Leninisme. Sebetulnya telah meng-Indonesiakan Fikiran Mao Tjetung

 

In satu bukti yang tidak terbantahkan, bahwa PKI memang mempersiapkan jalan kekerasan bersenjata kayak Mao Tje Tung untuk mencapai kekuasaannya secara menyeluruh di bumi Indonesia.

 

Sebaliknya Blok USA menjadi ketakutan melihat Indonesia dari tahun ke tahun merapatkan dirinya ke blok Sosialis, khususnya kepada RRT.

 

Semua politik2 nasional Indonesia pada 1959-1965 ditetapkan dengan berpedoman kepada Manipol Usdek yang menjiplak teori Mao pada 1937-1945.  Mao menjadikan Jepang sebagai musuh utama, Indonesiapun ikut2an menjadikan imperialis AS sebagai musuh utama.  Melakukan serentetan politik ultra kiri yang terlepas dari kepentingan fundamentilbangsa Indonesia, secara sukarela meninggalkan politik non Blok, menyeret Indonesia kedalam Blok Sosialis, dengan membikin Ganefo, merencanakan Conefo, mengusir Peace Corps USA, melarang film USA, mendirikan poros Pyongyang-Peking-Hanoi-Pnompehn-Jakarta yang anti USA. Keluar dari PBB, keluar dari Olympiade dlsb yang disambut dengan gembira oleh RRT, tapi dirasakan sangat menyedihkan oleh mayoritas rakyat Indonesia yang cinta damai, dan mau bersikap netral dan pertarungan antara 2 negara super power USA versus Uni Sovyet.

 

Politik konfrontasi dgn negara tetangga Malaysia, juga lahir dari Manipol yang anti imperialis, karena Malaysia dianggap sebagai antek Nekolim (Neo Kolonialisme dan Imperialisme)

 

Politik2 ultra kiri dari Indonesia pada awal tahun 60-an bersumber dari dogmatisme yang ditrapkan oleh Aidit , mengira sukses yang dicapai oleh Mao Tjetung dalam merebut kekuasaan politik di Tiongkok, bisa dilaksanakan juga di Indonesia.

 

Pada 1962, PKI telah melakukan riset ilmiah ke pedesaan Indonesia, dgn bimbingan teori Mao Tjetung <Laporan Gerakan Tani di Hunan yg ditulis pada 1926>

 

Di Tiongkok, Mao Tjetung adalah biangkeladi yang merusak front persatuan dgn KMT, yang pada 1926-1927sedang hebat2nya melakukan perang ekspedisi ke Utara untuk membasmi raja perang di Peking. Mao Tjetung menggerakan kaum tani di Hunanuntuk mengganyang tuan tanah, sehingga tuan tanah yg banyak wakil2nya dalam Kuo Min Tang menjadi marah dan menganggap Mao Tjetung menikam mereka dari belakang. Ini latar belakang Peristiwa 12 April 1927 di Shanghai, dimana akhirnya Chiang Kai Sek melakukan pembersihan thd anggota2 PKT, dan menjatuhkan hukuman mati kepada anggota2 PKT yang sedang siap2 merebut pimpinan revolusi nasional Tiongkok.

 

PKI meniru pengalaman Tiongkok ini, pada tahun2 1963 s/d 1965, para anggota dan kader2nya diwajibkan mempelajari <Laporan Gerakan Tani di Hunan> sebagai teori pembimbing PKI untuk melakukan aksi sefihak di pedesaan, sebagai ide pembimbing buat PKI melaksanakan semboyan ganyang 7 setan desa, yang akhirnya jadi boomerang yang mengubur PKI.

 

Pada tahun 1965, PKI unjuk gigi, pamer kekuatan dalam pesta ULTAH ke-45nya, seluruh Indonesia, terutama di Jakarta Raya, Jawa Tengah dan Jawa Timur, berkibar panji2 merah dan palu arit. Orang yang tidak paham politik mengira PKI sudah berkuasa seperti di RRT dan Negara Komunis lainnya. 

 

Surat kabar PKI terus menerus meniupkan seruan: Tingkatkan situasi revolusioner sampai ke puncaknya,Ganyang 3 setan kotaGanyang 7 setan desa.

 

Yang dimaksud dengan setan kota dan setan desa adalah menjiplak pengalaman Mao Tjetung , yang mengatakan harus membasmi 3 bukit setan (Tuan Tanah, Kabir dan Komprador.) Karena 3 Gunung Setan ini katanya telah membikin Tiongkok menjadi miskin dan sengsara, membikin Tiongkok menjadi sapi perahan imperialisme.

 

Indonesia menjadi terpecahbelah menjadi dua kubuh Komunis dan anti Komunis, karena semua yang tidak pro Komunis didorong masuk kedalam barisan setan kota dan setan desa

 

Kontradiksi antara yang merasa cuma dirinya saja manusia dengan yang diberi cap 10 setan menjadi menajam, inilah akar permasalahannya pertentangan yang sangat meruncing antara PKI dengan AD. Yang membikin AD merasa PKI harus dilenyapkan dari Indonesia

 

Semua politik2 PKI ini tidak bertolak dari kenyataan konkrit masyarakat Indonesia, PKI menciptakan musuh2nya sendiri tanpa analisa konkrit atas situasi konkrit.  PKI memaksakan kaum buruh dan kaum tani serta ormas revolusioner kiri melancarkan offensif revolusioner kepada yang disebut setan2 itu. Inilah akibat dari DOGMATISME secara teori yang diwujudkan kedalam politik praktis yang ultra kiri. Mengapa saya katakan ultra kiri, sebab PKI cuma dibibirnya doang meneriakkan NASAKOM BERSATU, dalam prakteknya merusak persatuan Nasakom itu sendiri, sebab dalam Nasakom terdapat sejumlah besar (mayoritas) 10 setan yang mau diganyang itu. Ingin buru2 menang, memaksakan idenya kepada orang lain.

 

Sengaja atau tidak disengaja PKI telah menjadikan sahabat sebagai musuh, ini adalah politik avonturisme yang terbukti telah membikin tamat riwayat PKI itu sendiri. Orang2 yang ikut melakukan pembunuhan sadis pada 1965-1966, semuanya adalah bekas sahabat2 PKI yang termasuk Kaum Nasionalis dan Kaum Agama yang perlu dipersatukan itu, yang oleh PKI dicap sebagai 10 setan kota/desa.

 

Menggali lobang akhirnya dirinya terperoksok, main2 dengan api akhirnya dirinya terbakar, inilah yang dilakukan oleh PKI pada 1965 sebelum G30S

 

Ada yang mengatakan bahwa G30S dicetuskan oleh Biro Khusus PKI yang diketuai oleh Aidit sendiri. Biro khusus adalah biro yang sangat tinggi konspirasinya, dari jajaran tinggi PKI cuma Aidit saja yang mengetahuinya, Aidit bertanggung jawab kepada PB CCPKI. Ini juga merupakan wujud dogmatisme menjiplak pengalaman Partai Sekawan.

 

Biro Khusus ini bukan ciptaan Aidit, melainkan menjiplak pengalaman Lenin dan Mao Tjetung, yang juga memiliki biro khusus, yang menanam kader2 kepercayaannya di Angkatan Bersenjata Tsar Rusia dan Kuo Min Tang.

Biro khusus PKI,  yang mencetuskan G30S, samasekali tidak dimengerti oleh mayoritas kader2 dan anggota PKI itu sendiri, yang sebelumnya sudah diberi info atau instruksi, bahwa PKI tidak akan mukul duluan, tetapi jika dipukul (pada 5 Oktober 1965), PKI akan bangkit berlawan. Bagaimanaberlawannya juga tidak diketahui oleh para kader apalagi oleh 20 juta pengikut PKI itu, maka semuanya jadi penonton suatu drama yang dikira masalah intern AD. , tidak tahu apa yang mesti diperbuat setelah G30S, satu2nya jalan cuma menunggu “penyelesaian politik: Sukarno yang tak kunjung tiba, akhirnya satu  persatu diciduk danmasuk kerangkeng besi selama ber- tahun2, serta mengalami segala penyiksaan biadab dari setan2 desa dan setan2 kota, ratusan ribu atau konon kabarnya 3 juta yang dibantai secara biadab oleh 10 setan desa/kota itu.

 

Kita harus mengutuk kebiadaban dari kelompok anti komunis yang melakukan pembunuhan  biadab terhadap 3 juta rakyat tak berdosa,  perbuatan mereka yang sadis ini pasti akan mendapat ganjaran yang setimpal pada masa mendatang.

 

Semua kader dan anggota PKI menjadi kebingungan melihat kenyataan, PKI telah mukul duluan, dan PB CC PKI mengeluarkan statement ttg 2 Oktober 1965, yang isinya mendukung (bukan mengutuk!) G30S.

 

G30S adalah puncak politik ultra kiri dari PKI, membantai 7 perwira tinggi AD, memberi alasankuat kepada lawan2 politiknya untuk membasmi PKI.

 

Bung Karno menentang G30S, sebab G30S membantai perwira tinggi kesayangannya, sebab G30S mengangkat dirinya menjadi penguasa baru di Indonesia, yang berarti menggulingkan kekuasaan beliau.

 

G30S hakekatnya adalah gerakan kontra revolusi yang berjubah revolusi.

 

Setelah G30S meletus, karena Bung Karno menentang G30S dan memerintahkan gencatan senjata, Aidit cs menjadi kebingungan dan lari ngiprit ke Jawa Tengah (basis PKI ketika itu), Politbiro CC PKI mengeluarkan instruksi agar semua anggotanya jangan terprovokasi, menunggu penyelesaian politik dari Bung Karno. Inilah yang menjadi penyebab banyak anggota dan simpatisan PKI yang tanpa perlawanan apa2 ditangkap dan dibunuh oleh lawan2nya.

 

Setelah PKI dihantam habis2an. Sisa2 pimpinannya berkumpul dan membikin apa yang dinamakan KOK, Kritik Oto Kritik, kemudian lebih dikenal dengan nama  OKPB (Oto Kritik Polit Biro CC PKI 1966). Dokumen bersejarah ini, bukan saja tidak mampu menyelamatkan PKI dari kehancuran total, melainkan membikin PKI semakin cepat tamat riwayatnya untuk se-lama2nya di bumi Indonesia. sebab mereka telah menjadikan Fikiran Mao Tjetung (sayap ultra kiri dari Marxisme Leninisme) menjadi puncak tertinggi Marxisme-Leninisme, mereka meniru pemberontakan tani Hunan yg dipimpin oleh Mao Tjetung, menjiplak teori perang agraria dari desa kepung kota Mao Tjetung, melakukan pemberontakan Blitar Selatan dan Kalimantan Barat. Yang merupakan kelanjutan avonturisme kiri dari sisa2 PKI yang masih ada. Mereka cuma melihat kemiripan situasi Tiongkok pada 1927, dengan situasi Indonesia pada 1965, tidak melihat perbedaannya yang hakiki.

 

Apa perbedaannya yang hakiki?

 

1) 1927, Sun Yat Sen sudah meninggal dunia, jadi tak ada faktor Bapak Negara yang gandrung front persatuan.
2) 1965, Sukarno masih hidup, ini yang membikin PKI berilusi bapak Negara masih bisa mengatasi situasi, melakukan penyelesaian politik, mendamaikan meskipun untuk sementara, konflik terbuka antara PKI dengan AD.
3) Penghisapan tuan tanah feodal Tiongkok terkenal sangat kejam, jadi mudah membangkitkan kaum tani untuk berontak, karena sudah berada di jurang kelaparan dan kematian.

Jika tidak berontak akan mati kelaparan, jika berontak masih ada harapan untuk hidup.

4) Penghisapan tuan tanah feodal Indonesia relatif tidak sekejam di Tiongkok, kemudian tanah Indonesia lebih subur ketimbang di Tiongkok, jadi sangat sulit membangkitkan kaum tani untuk berontak melawan tuan tanah. Kaum tani Indonesia tidak menghadapi bahaya mati kelaparan dan mati kedinginan seperti di Tiongkok.
5) Yang sangat kurang dipelajari adalah: PKT sendiri, jika tidak ada agresi Jepang ke Tiongkok, pada 1936 sudah dimusnahkan oleh KMTnya Chiang Kai Shek, Mao Tjetung berterima kasih kepada Tentara agresor Jepang, ini diucapkan secara terbuka dalam pertemuan antara Mao dgn tamu2 Jepang setelah RRT berdiri.
6) Jadi, andaikata PKI pada awal Oktober 1965 melakukan perlawanan kepada Angkatan Darat, tetap akhirnya pasti dikalahkan, karena  Indonesia tidak ada agresi militer imperialis kaya di Tiongkok pada 1931. PKI tidak mungkin memobilisasi rakyat Indonesia untuk mengusir AD dari Indonesia, karena AD bukan tentara agresor. 

 

3 juta yang dibantai secara biadab, 20 juta yg hidup sebagai warganegara kelas kambing, adalah akibat kesalahan dogmatis dari pimpinan PKI, yang main2 dgn api revolusi, yang akhirnya bukan saja membakar dirinya sendiri, juga membakar para anggota dan simpatisannya sendiri.

 

 

 

Semua orang yang mau meneruskan perjuangan rakyat Indonesia untuk membangun masyarakat yang relatif adil dan makmur, mesti secara kepala dingin menyimpulkan kesalahan teori PKI ini, harus dengan tegas menarik garis pemisah dengan dogmatisme yang menjadi pembunuh utama 3 juta manusia pada 1965-1966. 

 

Jika PKI pada 1951 dipimpin oleh orang moderat yang tidak membeo kepada PKT, yang tidak menjiplak pengalaman PKT, yang merumuskan garis politik yang berdasarkan riset ilmiah ke tengah2 masyarakat Indonesia, niscaya sejarah Indonesia harus ditulis kembali, sebab tidak akan terjadi bentrokan berdarah yang makan jiwa 3 juta itu. Cuma PKI pasti akan dicap Partai remo oleh Mao Tjetung dan PKT.

 

Kalian mau pilih yang mana?

 

PKI yg ML tapi mendatangkan bencana atau PKI yang remo yang menempuh jalan parlementer dan jalan damai?

 

Kepada semua bekas PKI yang masih hidup, serta anak2-cucunya serta sahabat2nya, harus betul2 menyimpulkan kesalahan dogmatisme ini.

 

PKI ibarat sebuah bis umum yang penuh sesak dengan penumpangnya, dikemudikan oleh supir yang main seradak seruduk tanpa mengindahkan peraturan lalu lintas, menganggap semakin kiri semakin revolusioner dan semakin cepat mencapai kota tujuannya, ketika melintasi pegunungan yang penuh dengan JURANG supirnya terus meningkatkan kecepatannya, dan bisnya terus bergeser ke kiri, ke kiri,……Sudah barang tentu bis ini akhirnya nyemplung ke jurang, baik supir maupun penumpangnya mati semua.  Inilah perumpamaan yang cocok untuk PKI yang dipimpin oleh Aidit, yang melakukan politik avonturisme ultra kiri, menjadikan Amerika Serikat sebagai musuh utama, menjadikan kontradiksi antara rakyat Indonesia dengan Amerika menjadi kontradiksi pokok, sebagai tugas nomer satu untuk diselesaikan, namun dia cuma mulutnya saja ingin bersatu dengan seluruh kekuatan nasional, dalam prakteknya menjegal Nasakom, melontarkan gagasan Ganyang 3 setan kota dan ganyang 7 setan desamelontarkan semboyan mempersatukan seluruh kekuatan nasional yang revolusioner untuk melawan musuh yang  ditakuti oleh Uni Sovyet. Pada hakekatnya menjadikan PKI dan Indonesia menjadi umpan peluru Uni Sovyet melawan USA.

 

Apa arti dari kekuatan yang revolusioner? Kekuatan revolusioner selamanya merupakan m in o r i t a s dari seluruh penduduk di negara manapun di dunia!

 

Mempersatukan seluruh kekuatan revolusioner berarti mempersatukan minoritas!!! Baca sekali lagi!!! Berarti MEMPERSATUKAN SEGELINTIR RAKYAT INDONESIA. sebab mayoritas rakyat Indonesia bersifat alon alon asal kelakon, mayoritas rakyat Indonesia tidak membutuhkan revolusi, melainkan membutuhkan nasi.

 

Setelah 1951 yang belum selesai bukannya Revolusi Agustus 45, melainkan pembangunan nasional untuk meningkatkan sandang pangan !!!!!!!

 

Itulah sebabnya PKI dengan cepat bisa dibasmi oleh kekuatan kanan yang mendapat bantuan dari CIA.  Sebab PKI sebenarnya sudah terisolasi dari mayoritas rakyat Indonesia, mayoritas rakyat Indonesia semuanya menjadi penonton dalam pembunuhan sadis pada 1965-1966, hal ini berbeda sekali dengan 1926 dan 1948, dimana PKI sekalipun sudah dipukul, masih ada kesempatan bangkit lagi.  Setelah 1968, seluruh kekuatan PKI sudah porak poranda, sisa2nya tidak mampu bangkit kembali, rakyat sudah tidak percaya kepada demagogi Komunisme yang cuma mendatangkan kesengsaraan dan kemelaratan, ter-lebih2 setelah hancurnya Uni Sovyet, Eropa Timur dan perubahan politik yang drastis di RRT, sisa2 PKI yang cuma ratusan di RRT (menerima suaka politik setelah G30S) juga akhirnya membubarkan dirinya, PKT tidak mungkin mengakui eksistensinya sebagai Partai Sekawan lagi, karena RRT mau memulihkan hubungan diplomatik dengan Indonesia.  Itulah nasib sebuah Partai yang tidak berakar di bumi kelahirannya sendiri, yang menjadikan teori revolusioner Russia dan Tiongkok menjadi teori Partainya untuk membikin garis politiknya, garis politik yang terlepas dari situasi kongkrit masyarakat Indonesia. Apalagi kini terbukti, bukan saja untuk Indonesia, juga untuk yang dinamakan blok Sosialis yang dikepalai oleh Uni Sovyet, apa yang dinamakan Marxisme-Leninisme akhirnya menjadi pembunuh pemerintah di sana. Rakyat Uni Sovyet dan Eropa Timur, rakyat Tiongkok kian lapar dan melarat, baru mengalami perubahan nasib, setelah Marxisme-Leninisme DIREVISI SECARA BESAR2AN.

 

Ditulis oleh : Thio Keng Bouw, Hongkong 19 April 2008.

Diperbaiki pada 14 Mei 2008.

Diperbaiki lagi pada 10 Mei 2016

 

Jika anda berbeda pendapat dgn saya, silahkan tulis perbedaannya, langsung kepada alamat : qingmaozhang@ymail.com Terimakasih.

TAMBAHAN:

Apakah semua revolusi adalah progresif?

Pada abad ke-20, ada sementara orang yang merasa bangga jika disebut kaum revolusioner, apalagi bisa terjun ke dalam pekerjaan revolusi itu sendiri. Sebab merasa dirinya adalah tergolong orang progresif, orang yang maju, yang tidak mementingkan diri sendiri, bersedia mengorban jiwanya untuk kepentingan revolusi, kepentingan orang miskin.Kepentingan nusa dan bangsa.

Namun setelah revolusi mengalami kegagalan, telah menelan korban rakyat tak berdosa ber-juta2 jumlahnya, membikin banyak yang berfikir, kenapa bisa begitu?  Apakah karena ada kesalahan strategi dan taktik dari partai revolusioner, atau karena apa?

 

Menurut saya, dalam abad ke19, 20 dan 21,  semua revolusi yang bertujuan  menghancurkan feodalisme dan membangun kapitalisme adalah progresif.

Ambil contoh Revolusi 1911 yang dipimpin oleh Dr Sun Yat Sen, Revolusi Agustus 1945 yg dipimpin oleh Soekarno dan Hatta yang bertujuan mengubur kolonialisme Belanda yang menjajah Indonesia, sebab kolonialisme bersatu dgn feodalisme di bumi Indonesia. Jadi revolusi Agustus 45 itu sendiri berwatak revolusi nasional demokratis, bersifat anti kolonialisme dan anti feodalisme.

 

Namun Revolusi yang digembar-gemborkan oleh PKI, yang menjiplak pengalaman Tiongkok, pengalaman Mao Tjetung, yang tujuan akhirnya mau menghancurkan kapitalisme, mendirikan diktatur proletariat dan negara Sosialis, adalah reaksioner, adalah merevisi ajaran Karl Marx tentang sejarah perkembangan masyarakat.

 

Dari segi ini, kita dapat menyimpulkan, bahwa PKI cuma dimulutnya saja bilang partai revolusioner, sebetulnya PKI adalah Partai Reaksioner yang mau membangun Sosialisme utopi, yang sebenarnya adalah kapitalisme negara yang dikuasai oleh PKI. 

 

Mao Tjetung telah melakukan kesalahan yang serius pada 1957 membasmi kapitalisme, mendirikan diktatur proletariat.  Akhirnya pada tahun 1976, Tiongkok dibikin amburadul perekonomiannya, rakyat menderita miskin papa. Jika Teng Siao Ping tidak secara drastis mengkoreksi kesalahan Mao Tjetung

menghidupkan kembali kapitalisme di Tiongkok, niscaya PKT sudah masuk museum sejarah.

 

Jaman sekarang adalah jaman pertumbuhan kapitalisme, siapa yang mau mengubur kapitalisme berarti bunuh diri, berarti reaksioner, berarti menghancurkan ekonomi negaranya sendiri.Kapitalisme adalah mewakili hubungan produksi yang progesif, lebih maju ketimbang feodalisme.  

 

Sosialisme cuma teori di atas kertas, tidak ada satu negarapun di dunia, yang sudah memenuhi syarat untuk masuk ke masyarakat Sosialisme.

 

Segi2 negatif dari kapitalisme, penghisapan yang terlalu kejam, harus dilawan, tapi cara melawannya harus dgn jalan damai, jalan parlementer, seperti yang dilakukan oleh parpol sosial demokrat di Eropa Barat, seperti yang sedang dilakukan oleh burjuasi nasional di Tiongkok dewasa ini, yang ramai2 masuk PKT, dan berjuang di dalam PKT itu sendiri.

 

Kapitalisme nasional di Indonesia masih sangat muda usianya, masih sangat lemah kekuatannya, diluar menderita penghisapan dari kapital monopoli asing, yang melalui globalisasi mengambil laba yg sangat tinggi, di dalam negeri menghadapi kapitalis birokrat dan komprador, yang menguasai perekonomian bangsa Indonesia. 

 

Rakyat Indonesia harus berjuang dibawah pimpinan burjuasi nasional, melalui jalan damai, jalan parlementer, dalam jangka waktu panjang setapak demi setapak merebut kemenangan.

 

Se-kali2 jangan tertipu oleh bualan kaum ektremis yang mau menggunakan jalan revolusi, jalan kekerasan bersenjata untuk menggulingkan pemerintah yang sah, mendirikan kekuasaan rakyat yg dipimpin oleh proletariat segala macem.  Siapa yang tertipu lalu menempuh jalan revolusi, pasti akan menempuh jalan kematian seperti yg dulu ditempuh oleh PKI.  Yang pasti akan melahirkan musibah nasional ke-dua yang menyeret korban nyawa jutaan manusia lagi.

 

Dewasa ini, siapa yang mencetuskan revolusi di Indonesia berarti mencetuskan PERANG SAUDARA, PERANG SALING BANTAI ANTARA SESAMA BANGSA INDONESIA.

 

Cuma Burjuasi nasional yang mampu mengalahkankabir dan komprador dalam perjuangan jalan damai (jalan parlementer) jangka panjang.  Proletariat, miskin kota, petani semuanya tidak mungkin bisa memimpin perjuangan ini.

 

 

 

PROBLIM UNTUK DIDISKUSIKAN: 

 

1. Apakah betul PKI telah menjiplak pengalaman Mao Tjetung, baik secara teori maupun secara praktek?

 

2. Setelah penyerahan kedaulatan, sejak 1 Januari 1950, Indonesia memasuki periode revolusi belum selesai atau periode memulai pembangunan ekonomi?

 

3. Mengapa PKI merumuskan bahwa Revolusi Agustus 1945 sudah gagal?

 

4. Mengapa PKI bisa berkembang menjadi partai yang jumlah anggotanya terbesar ketiga di luar kubuh Sosialis?

 

5. Mengapa PKI paling gigih membela Manipol?  Apa hakekat dari Manipol itu? Betulkah Manipol adalah Fikiran Mao Tjetung yang di-Indonesiakan?

 

6. Apakah politik Indonesia yang keluar dari PBB dan keluar dari Olympiade adalah tepat?Menguntungkan atau merugikan Indonesia?

 

7. Apa itu Gerakan Nefo dan Gerakan Non Blok ? Di mana persamaan dan perbedaannya?

 

8. Apakah hakekat dari riset tani yang dilakukan oleh PKI pada 1962?

 

9. Mengapa PKI paling gigih dalam perjuangan untuk membubarkan Partai Murba,  dimana letak perbedaan yang hakiki antara PKI dengan Murba?

 

10. Mengapa PKI paling gigi dalam perjuangannya untuk membubarkan Manikebu

 

11. . Apakah politik konfrontasi dengan Malaysia itu tepat?

 

12 Apakah menetapkan kontradiksi pokok dgn imperialis Amerika Serikat adalah tepat?

 

13. Apakah politik Ganyang 3 setan Kota dan 7 setan desa sesuai dgn Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika? 

 

14. Apakah membentuk poros Jakarta-Pnom Phen-Hanoi-Peking-Pyongyang, yang mempersatukan kekuatan di Asia untuk melawan SEATO dan melawan Amerika Serikat itu menguntungkan Indonesia?

 

15. Apakah hakekat dari tingkatkan ofensif revolusioner sampai ke puncaknya

yang diajukan oleh PKI pada 1965 itu?

 

16. Sebelum G30S meletus, di kalangan kader2 PKI diadakan gerakan belajar tulisan Lenin <Tesis April> dan <Negara dan Revolusi>, tulian Lenin ini adalah senjata ideologi dan politik buat melakukan kudeta istana pada 7 November 1917 di Russia, apakah gerakan belajar ini bertujuan sebagai persiapan ideologi buat para kader PKI untuk membikin kup istana a la revolusi Oktober 1917 di Russia?

 

17. Dalam abad ke-19, 20 dan 21, apakah suatu revolusi yang bertujuan mengubur kapitalisme itu adalah progresif atau reaksioner?

 

18. Mengapa PKI yang tadinya memutuskan tidak akan mukul duluan, tiba2 berubah menjadi mukul duluan?

 

19. Mengapa PKI mendukung G30S? Mengapa Ismail Bakri, sekretaris I PKI CDB Jawa Barat mengutuk G30S, dan yang pertama membubarkan PKI (Cuma di Jawa Barat yg dikuasainya)?

 

20. Mengapa PKI mengeluarkan statement 2 Oktober 1965 , menyeruhkan agar para anggotanya jangan terprovokasi?

 

 

Nah sekian dulu problim2 dari saya, yang jika dibahas dan dijawab secara jujur, maka kita akan berkesimpulan, G30S memang didalangi oleh PKI, bahwa PKI sudah sejak 1951 mempersiapkan publik opini untuk menghalalkan rencana jahatnya menggulingkan pemerintah Indonesia, mendirikan diktatur proletariat di Indonesia seperti di Russia dan Tiongkok. Maka kehancuran PKI sudah merupakan akibat dari kesalahan dogmatisme dan avonturisme dari PKI sendiri.

Hongkong, 10 Mei 2016

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Selamat Jalan Adinda Anwar Syarkawi

Flashback: Arah Angin Gub 2015-2020

Kunci Kekuatan Taliban