H. Basril Djabar: Terbebas dari Rayuan Politik untuk Kekuasaan [1] Oleh Shofwan Karim [2] Menulis tentang seorang tokoh “beken” tentu banyak dimensi yang saling berhimpitan . Didalam khazanah intelektual dan hati nurani, dimensi ketokohan seseorang itu sulit dijelaskan dengan kalimat dan kata. Akan tetapi kalimat dan kata adalah sarana yang tak bisa dikesampingkan ketika seorang tokoh mau dibicarakan. Seorang tokoh bukan karena ditokohkan, apalagi melalui proses formalitas dan pabrikasi birokrasi dan politik demokrasi. Di dalam sejarah Minangkabau klasik dan modern, hampir tidak ada tokoh-tokoh besar masa lalu menjadi tokoh karena semat-mata dipilih dalam Pemilu. Mereka berjuang dengan suka dan duka, bahkan kadang-kadang dengan airmata dan pengorbanan jiwa. Sebutlah DR. H. Abdul Karim Amarrullah, DR. Abdullah Ahmad, Syekh Djamil Djambek, Syekh Sulaiman Al-Rasuli, Syekh Ibrahim Muda Parabek, H. Agus Salim, Hatta, Syahrir, Yamin, HAMKA, Natsir, Chatib Sulaiman, Bagindo Aziz Chan, Rohana ...
Comments