Merebut ataukah Mengisi Kekuasaan
Merebut Kekuasaan ataukah Mengisinya? Shofwan Karim Paling tidak ada dua kutub pemikiran Islam tentang kekuasaan. Pertama, rebut. Kedua, isi. M erebut, kesannya lebih revolusionar. Lebih cepat sampai. Mengisi, seakan lebih berkeadaban. Hanya terkesan evolusioner, bertahap, lamban bahkan merayap. Pendapat pertama, Sayyid Qutb (1906-1966 M ) . Katanya, Amar ma’ruf nahy mungkar tidak bisa ditegakkan tanpa kekuasaan . Oleh karena itu, berkuasa dulu baru amar ma’ruf nahy mungkar bisa terlaksana dengan sempurna. Gugus pikir yang demikian, antara lain sering dikutip ketika tokoh Ikhawanul Muslimin ini memahami, QS. Ali Imran, 3:104. Kedua, Ibnu Katsir (1301-1372 M). Ketika memahami ayat yang sama tadi, mufassir klasik ini menisbahkan kepada hadist Rasulullah saw. “ Bila anda melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan “tangan” atau kekuasaan. Bila tak mampu ubah dengan lidah atau ucapan. Bila tidak mampu juga maka ubahlah dengan hat i, (tidak ...