Posts

Showing posts from 2017

Komunikasi Politik yang Jempol

Komunikasi Politik yang Jempol Oleh Shofwan Karim Partai Demokrat (PD) yang dideklarasikan bendirinya pada 17 Oktober 2002, semakin menarik untuk diamati. Kelincahan partai ini, kini mulai menggeliat. Hal itu merupakan  hikmah di balik beberapa musibah beberapa waktu lalu. Musibah dimulai dari beberapa kader utamanya terjerumus ke lembah tuduhan korupsi. Kalah di Pemilu Legislatif dan tentu saja juga kalah karena tidak berhasil menempatkan calonnya menjadi calon Presiden dan akhirnya masuk koalisi Merah Putih, semua itu bukanlah musibah abadi. Hari ini PD mulai dapat menegakkan kepala. Mulai menggeliat lincah. Kelincahan paling akhir adalah berhasilnya PD merumuskan alternatif  ketiga dalam buncah pro-kontra amandemen RUU Pilkada langsung oleh rakyat atau tidak langsung oleh DPRD. Pilihan pertama tetap seperti 3 kali Pemilu 15 tahun terakhir, Pilkada langsung . Pilihan kedua diubah menjadi tidak langsung oleh DPRD. Yang ketiga, dan ini meskipun pilihan langsung, tetapi dengan

Demang Loetan Dt. Rangkayo Maharajo, Mandiri dan Islam

Image
Bedah Buku Judul Buku:     “ Demang Loetan   Sang Politisi Volksraad dari Lereng Merapi ” Editor: Mursyid AM, Azizah Etek, M. Nazief Etek. Penyelaras Akhir: Effendy Hasan Pengantar (di sampul) : Prof. Dr. Mestika Zed; di dalam: Maizar Rahman Datuk Rangkayo Maharajo; Secuil Catatan: Mochtar Naim Penerbit: Teras, 2016; 263 halaman ISBN: 978-602-74724-0-2 Demang Loetan Dt. Rangkayo Maharajo, Mandiri dan Islami [1] Oleh Shofwan Karim [2] Buku,    “ Demang Loetan   Sang Politisi Volksraad dari Lereng Merapi”,  mengisi paceklik diskursus tentang Minangkabau masa lalu yang amat penting    untuk masa kini dan ke depan.    Tokoh    ‘otodidak’ (seperti ditulis Kata Sambutan) [3] , Demang Loetan (1884-1941) menjadi anak zamannya. Ia amat    gigih menambah ilmu dan mengasah taji kemampuan. Setelah berusia di atas 30 tahun di terima sebagai siswa Bestuurschool Belanda (1919-1921). Dengan masuk Bestuurschool, sebenarnya Demang Loetan sudah menjadi tokoh otodidak

“Mencikaraui” Keberagamaan di Minangkabau (1995-2017) dan Respon Ormas Islam[1]

Image
“Mencikaraui” Keberagamaan    di Minangkabau (1995-2017) dan Respon Ormas Islam [1] 5 Agustus 2017  Oleh Shofwan Karim I. Introduksi [2] “Mencikaraui” (Bahasa Minang) berarti memperkatakan dengan nada agak marah. Judul ini berdasarkan permintaan kepada Penulis oleh Ketua Panitia Temu Alumni dan Halal Bi Halal, Pendidikan Guru Agama (PGA) Padang, pada Sabtu, 5 Agustus 2017 di sebuah hotel di Padang. Tulisan ini merupakan sumbangan pada pertemuan itu.    Bagian-bagian tertentu dari tulisan ini, merujuk kepada tulisan Penulis pada Seminar Keluarga Mahasiswa Minangkabau di Kairo Mesir, Juli 2004. Selebihnya adalah pengamatan pada tahun-tahun belakangan ini.    Wilayah kultural Minangkabau yang meliputi wilayah Administrasi Pemerintahan Sumatra Barat adalah Provinsi di sebelah Barat bagian tengah Sumatera. Provinsi ini berbatasan dengan sebelah Selatan dengan Provinsi Bengkulu, sebelah Barat dengan lautan Hindia, sebelah Utara dengan Provinsi Sumatra Utara dan sebelah Timur de